arsip blog

Jumat, 20 Agustus 2010

MENGAKTIFKAN INDERA KEENAM UNTUK MELIHAT ALLAH SWT

Dan barang siapa di dunia ini buta hatinya, maka di akhira

t nanti juga akan buta, dan lebih sesat lagi jalannya.

(QS. Al-Israa’ [17]: 72)

Mendengar kata ‘indera keenam’ pasti yang terbayang dalam benak kita adalah orang-orang sakti yang memiliki ilmu kanuragan tinggi, sakti mandraguna, bisa melihat apa yang orang lain tidak bisa lihat, dan bisa merasakan apa yang orang lain tidak rasakan. Manusia sebenarnya memiliki enam indera. Namun yang kita tahu selama ini hanyalah lima indera saja atau yang biasa disebut ‘panca indera’. Fungs

i dan mekanisme kerja indera keenam dan panca indera sangat berbeda.

Panca indera terdiri dari mata, telinga, hidung, lidah dan kulit. Mata, digunakan untuk melihat. Hanya dapat melihat sesuatu a

pabila ada cahaya. Secara fisika, benda dapat kita lihat karena benda tersebut memantulkan cahaya ke mata kita. Jika tidak ada pantulan cahaya, meskipun di depan kita ada suatu benda, benda tersebut tidak akan bisa kita lihat. Misalnya dalam kegelapan, kita bahkan tidak akan mampu melihat tangan kita sendiri. Maka bersyukurlah kepada Allah SWT karena diberikannya sinar atau cahaya.

Indera penglihatan ini memiliki keterbatasan. Ia hanya mampu melihat jika ada pantulan cahaya pada frekuensi 10 pangkat 14 Hz. Mata tidak bisa melihat benda yang terlalu jauh. Tidak bisa melihat benda yang terlampau kecil seperti sel-sel ataupun bakteri. Tidak bisa melihat benda yang ada dibalik tembok. Bahkan mata kita sering ‘tertipu’ dengan berbagai kejadian. Misalnya pada siang hari yang terik, dari kejauhan terlihat air yang mengeluarkan uap di atas jalan beraspal. Namun apabila kita mendekat ternyata yang kita lihat tidak benar adanya. Ini yang kita sebut fatamorgana. Tipuan lain adalah pembiasan benda lurus dalam air, sehingga benda tersebut kelihatan bengkok. Bintang yang kita lihat di langit sangat kecil ternyata sungguh sangat besar, dan lebih besar dari bumi yang kita tempati.

Penglihatan oleh mata kita sangat kondisional, seringkali tidak ‘menceritakan’ keadaan yang sesungguhnya pada otak kita. Bukti-bukti di atas memberikan gambaran bahwa indera mata kita mengalami distorsi alias penyimpangan yang sangat besar. Namun, mata inilah yang kita gunakan untuk melihat dan memahami dunia nyata yang ada di luar diri kita. Matapun tidak bisa melihat apa yang ada dalam diri kita dan yang ada dalam diri orang lain. Apa yang orang lain pikirkan dan rasakan tidak bisa dilihat oleh mata. Mata sungguh sangat terbatas.

Namun keterbatasan ini harus pula kita syukuri. Bayangkan saja apabila mata kita bisa melihat benda yang ukurannya mikroskopis seperti bakteri ataupun jamur. Maka kita tidak akan bisa makan dengan tenang dan nikmat, sebab semua makanan yang kita makan mengandung bakteri dan jamur yang bentuknya sangat menyeramkan. Satu menit saja kita menyimpan makanan dalam keadaan terbuka maka jamur dan bakteri sudah ada pada makanan tersebut. Atau seandainya mata kita tidak terbatas, maka kita akan bisa melihat setan-setan dan jin-jin yang berkeliaran di sekitar kita, dapat melihat orang di balik tembok, dapat melihat proses pencernaan yang terjadi dalam tubuh kita sendiri sehingga menjadi kotoran. Sungguh kehidupan kita akan sangat menyeramkan.

Indera selanjutnya adalah telinga. Ia merupakan organ tubuh yang digunakan untuk mendengarkan suara. Telinga hanya bisa mendengar suara pada frekuensi 20 s/d 20 ribu Hz. Suara yang memiliki frekuensi tersebut akan menggetarkan gendang telinga kita, untuk kemudian diteruskan ke otak oleh saraf-saraf pendengar. Hasil dari interpretasi otak, suara dapat ditandai dan dikerahui. Apabila suara getarannya dibawah 20 Hz maka suara tidak bisa didengar, dan apabila melebihi 20 ribu Hz maka suarapun tidak akan mampu didengar dan bahkan gendang telinga akan pecah alias rusak.

Pada intinya telinga kitapun memiliki keterbatasan layaknya mata. Allah SWT memberikan batasan pendengaran pada kita sebagai karunia dan rahmat yang harus pula kita syukuri. Bayangkan saja jika pendengaran kita tidak dibatasi, maka kita akan bisa mendengarkan suara-suara binatang malam, juga kita bisa mendengarkan suara jin sedang bercakap-cakap, dan lain sebagainya, maka hidup kitapun tidak akan tenang.

Indera yang ketiga adalah hidung. Indera ini digunakan untuk merasakan bau. Di dalam rongga hidung terdapat saraf-saraf yang akan menerima rangsangan bau yang masuk. Selanjutnya saraf menghantarkannya ke otak untuk diterjemahkan. Sebagaimana mata dan telinga, hidung juga memiliki keterbatasan kemampuan. Misalnya, apabila hidung kita menerima aroma makanan yang terlalu pedas maka kita akan bersin-bersin. Apabila hidung sering merasakan bau busuk maka kepekaannya terhadap bau busuk akan hilang. Misalnya kita tinggal di lingkungan yang banyak sampah berbau busuk. Awalnya kita amat terganggu dan tidak tahan dengan bau tersebut, namun lama kelamaan kita tidak akan merasakan bau busuk tersebut.

Indera keempat dan kelima adalah indera pengecap dan peraba, yakni lidah dan kulit. Lidah digunakan untuk mengecap rasa, sedangkan kulit untuk merasakan kasar, halus, panas, dingin, dan lain-lain. Kedua indera inipun memiliki keterbatasan dalam memahami fakta yang ada di luar dirinya. Kalau kulit kita dibiasakan dengan benda kasar terus dalam kurun waktu yang lama, maka kepekaan kulit kita untuk memahami benda yang halus juga akan berkurang. Begitu juga dengan kemampuan lidah kita. Dalam kondisi tertentu, misalnya kita terbiasa dengan makanan pedas, maka lidah tidak akan merasakan enaknya makanan yang tidak terasa pedas.

Dengan berbagai penjelasan di atas tidak diragukan lagi bahwa lima indera yang kita miliki semuanya serba terbatas, kondisional, dan seringkali tertipu oleh hal-hal yang sebenarnya jelas namun terinterpretasi secara tidak jelas. Sebenarnya manusia memiliki indera yang lebih hebat lagi dibandingkan dengan panca indera. Itulah indera keenam. Setiap orang memiliki indera keenam yang bisa berfungsi melihat, mendengar, merasakan, dan membau sekaligus. Indera tersebut yakni hati kita. Akan tetapi beberapa potensi fungsi hati di atas tidak pernah mampu kita maksimalkan. Kenapa? karena memang kita tidak pernah melatihnya.

Manusia terlahir sudah memiliki indera keenam yang berfungsi dengan baik. Karena itu seorang bayi dapat melihat ‘dunia dalamnya’. Ia menangis dan tertawa sendiri karena melihat ada ‘dunia lain’. Seorang anak pada masa balitanya bisa melihat dunia jin misalnya. Akan tetapi seiring dengan bertambahnya waktu, kemampuan indera keenam tersebut menurun drastis. Sebabnya adalah orang tua kita tidak melatih indera keenam kita. Mereka lebih melatih panca indera kita untuk memahami dunia luar. Orangtua kita sangat risau apabila kita tidak bisa menggunakan panca indera kita dengan baik. Namun sebenarnya kemampuan penginderaan hati kita jauh lebih dahsyat.

Hati kita bisa merasakan, melihat, dan mendengar apa yang tidak dirasakan, dilihat, dan didengar oleh panca indera. Kita bisa ‘kenalan’ dengan Allah SWT hanya dengan cara mengaktifkan fungsi hati kita dengan baik. Kita bisa melihat Allah hanya dengan hati kita, bukan dengan mata. Kita bisa merasakan adanya Allah bukan dengan kulit kita, namun dengan hati. Allah SWT sudah mengingatkan kita dalam Alqur’an akan pentingnya menghidupkan hati, dalam Alqur’an surat Al-Israa’ [17] ayat 72 disebutkan:

“dan barang siapa di dunia ini buta hatinya, maka di akhirat nanti juga akan buta, dan lebih sesat lagi jalannya”.

Rasulullah SAW pernah mengingatkan para sahabat akan pentingnya mengedepankan fungsi hati sebagai raja bagi kehidupan. Apabila kita menjadikan akal kita sebagai raja dan hati menjadi pengawalnya, maka tunggulah kehancuran hidup kita. Hati kita akan tertutup dengan bercak hitam sehingga kita tidak mampu mengenal Allah. Akal menjadi raja untuk diri kita karena kita membiasakan diri menilai kebahagiaan hidup hanya melalui apa yang dirasakan di dunia ini saja. Yang dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dirasakan oleh lidah dan kulit, semuanya diinterpretasikan di otak (akal). Sehingga kitapun lebih memercayai rsio, logika dan nalar kita untuk mengukur kebahagiaan hidup. Pola ini akan membawa kita pada pola hidup yang mengandalkan akal dan mengesampingkan hati nurani. Banyak orang yang pintar dan cerdas dalam menguasai suatu ilmu namun kering akan ruhani ketuhanan. Mereka tidak mampu melihat sesuatu yang metafisik, sesuatu dibalik segala ciptaan yang tak terbatas. Mereka akhirnya juga tidak mampu mereguk nikmatnya ibadah dan tidak mampu merasakan kehadiran Allah SWT.

Berbeda halnya apabila hati kita yang menjadi raja bagi diri kita. Kita akan bisa merasakan kehadiran Allah SWT dalam hidup kita. Dalam kehidupan sosial, kita juga bisa merasakan apa yang orang lain rasakan (peka). Oleh karena itu jadikanlah hati sebagai raja bagi diri kita.

Orang yang tidak melatih hatinya saat hidup di dunia – sehingga hatinya tertutup – maka mereka akan dibangkitkan oleh Allah SWT di akhirat nanti dalam keadaan buta. Dalam surat Thahaa [20] ayat 124 disebutkan:

“Barangsiapa yang berpaling dari peringatanKu, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan buta”.

Lalu, bagaimanakah cara melatih hati kita untuk bisa ‘melihat’ Allah SWT? Mari kita menuntut ilmu demi mengharap ridha Allah SWT, bekerja karena Allah SWT, sholat, puasa, bersedekah, dzikir, do’a, dan semua bentuk ibadah adalah karena Allah SWT, dengan hati yang tulus dan ikhlas. Insya Allah kita akan bisa melihat Allah SWT di dunia ini dan juga di akhirat kelak. Wallahu a’alam bi showab.

ucapan ramadhan

Ucapan ramadhan atau kumpulan kata mutiara ramadhan 2010 spesial menyambut bulan puasa 1431 Hijriyah. Disini bisa anda dapatkan beberapa contoh kata-kata ramadhan yang nyentuh banget, ada juga yang lucu, pantun ramadhan, puisi, kata mutiara bulan ramadan, dan lain-lain.

Sebelumnya tengok juga kumpulan sms ramadhan terbaru 2010, sms ucapan selamat malam buat pacar/kekasih, sms lucu, dan perhitungan zakat maal (zakat harta).

Oke langsung saja baca sms ucapan ramadhan 1431 H berikut :


kata mutiara ramadhan

01. Sungguh indah sinar rembulan
Memancar lurus di kejauhan
PadaMu Tuhan kami mohonkan ampunan
Beri kami kesempatan menyambut Ramadan

02. Aku sadar memang bukan teman yang sempurna untuk kamu.
Kesalahan dan kekhilafan. Selalu saja ada diantara kita.
Terutama aku yang sering ngerepotin kamu.
Met puasa dan Maafkan Lahir Batin.

03. Saat ramadhan menjemput
Ganti DISCOTIK dengan MASJID
INEX dengan KURMA
DJ dengan IMAM
SEXY DANCER dengan SAJADAH
ALKOHOL dengan SIRUP
SEKS dengan TADARUS
MAKSIAT dengan ISTIGHFAR
Selamat menjalankan ibadah puasa, semoga amal ibadah kita diterima oleh ALLAH SWT. AMIN ya Robbal Alamin….

04. Ijinkan saya bersajak
Untuk LISAN yang tak terJAGA
Untuk JANJI yang terABAIKAN
Untuk HATI yang berPRASANGKA
Untuk SIKAP yang meNYAKITKAN
Di hari yang FITRI ini, dengan TULUS HATI
Saya mengucapkan mohon MAAF LAHIR & BATHIN
Semoga ALLAH selalu membimbing kita Bersama di jalanNYA

05. Dalam hitungan jam kan kita jelang Ramadhan nan suci,
kami pintakan maaf setulus hati akan khilaf yang selama ini terjadi
Taqobalallahu minna wa minkum, mohon maaf lahir batin atas segala kesalahan saya.
Bagi yang melaksanakannya, saya ucapkan selamat menjalani ibadah Puasa Ramadhan.
Semoga amal ibadah kita semua diterima ALLAH SWT.

06. Adzan-adzan lari berseruan dari langit-langit rumah Tuhan
Tuntun jari-jari dosaku ke arah-Mu
Kutundukkan congkak kepalaku
Tak layak ku disisi-Mu
Gelimang noda dan dosa balut tubuhku dari semua rasa yang telah mati

07. Marhaban Ahlan wa Sahlan Ya Ramadhan 1431 H. Gema Ramadhan telah membahana, tanda kebesaran nyata Sang Khaliq dan patut mendapat bakti. Mari refleksikan diri dgn beribadah penuh iman, taqwa dan ikhlas. Atas segala khilaf dan alpa, mohon dibuka pintu maaf, agar khusyu’ dan tawadlu’ dlm mengharap RidhoNYA. Amin. MARHABAN YA RAMADHAN.

08. Tak ada kata seindah zikir
Tak ada bulan seindah Ramadhan
Ijinkan kedua tangan bersimpuh maaf untuk lisan yg tak terjaga
janji yg terabaikan, hati yang slalu berprasangka & sikap yang pernah menyakitkan.
Maaf lahir batin. Slamat menunaikan ibadah puasa

09. Dalam kesakitan teruji kesabaran
Dalam perjuangan teruji keikhlasan
Dalam ukhuwah teruji ketulusan
Dalam tawakkal teruji keyakinan
Hidup ini amat indah jika Allah menjadi tujuan
Selamat menunaikan ibadah Ramadhan

10. HARAPAN
Ketika semua gelap
segala upaya telah dilakukan
otak lelah diperas habis-habisan
kerja keras hingga kaki terasa menjadi tangan
dan tangan terasa menjadi kaki
Tapi hasil tak kunjung bersemi,
secercah harap tak juga mengunjungi,
semua terasa sia-sia,
dan kehancuran terasa di depan mata.
Disitulah iman kita dicoba,
tidak akan berputus asa
atas rahmat yang Allah yang Mahakuasa
kecuali orang-orang yang imannya sirna.
Teguh berharap rahmat Allah yang esa
bagi orang yang imannya tertancap kuat di dada

11. seti2k tinta jadi noda,
seti2k salah jadi dosa
bulan penuh berkah segera tiba
mari tekun ibadah di bulan puasa
marhaban ya ramadan,sambutlah dengan senyuman

12. Marhaban yaa Ramadhan,
pucuk selasih bertunas menjulang,
dahannya patah tolong betulkan,
puasa Ramadhan kembali menjelang,
salah dan khilaf mohon dimaafkan.
Selamat Menunaikan Ibadah puasa

13. Seiring terbenam mentari di akhir Sya’ban
tibalah kini bulan Ramadhan
Pesan ini sebagai ganti jabat tangan
tuk memohonkan maaf dari kekhilafan
Marhaban yaa Ramadhan

14. mari kta STAR hidup bru , SETTING niat, UP GRADE iman,BROWSING ilmu
SEARCING wawasan,DOWNLOAD pahala,APLOUD kebaikan,DELETE dosa
kumpulkn dalm BERANDA hati,simpan dlam PROFIL diri,jadikan STATUS abadi, ADD persaudaraan,tuk login masuk FACEBOOK… eh,,, masuk surga..selamat idul fitri 1431 H,,,
minal aidin wal faizin
mohon maaf lahir dan bathin..

15. Kalau hidup tanpa tujuan,
Kalau nafsu jadi pedoman,
Umur habis dalam pencarian,
Kebahagiaan menjauh dari pandangan.
Puasa saatnya benahi tujuan,
Untuk mengabdi pada Tuhan,
Agar diri diliputi kebahagiaan,
Hidup bermakna bagi sesama ciptaan

16. HiduP BagaiKan Roda Pedati
Kadang di aTas KaDang puLa di BaWah
Tak sLamanya HidUp iTu iNdah
seiriNg BerjaLannya haRi, buLan baHkan taHun
Tak terAsa Begitu BanyaK kesaLahan yang Kita Perbuat
Baik di SengAja Ataw pUn Yang Tak di seNgaja
MarHaban teLah tiba saaTnya kita MenSucikan diri
BukaLah pintu MaApH yang seBesar-besarnya
mEt Puasa Yah!!!!!!!

17. Jika cinta mu seindah bulan, Jangan biarkan dia tertutup awan, Jangan biarkan dia mendung, Jka cinta mu sejernih zam2, Maka hiasilah dengan iman, Bersihkan hati, sucikan diri, “ SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA”

18. Jauh di mata dekat di hati,
Jatuh cinta jangan dihindari.
Entah bulan biasa maupun bulan suci,
Jangan lakukan tindak korupsi.

Itu saja dulu kata mutiara bulan ramadhan atau ucapan selamat puasa ramadhan 1431 H yang bisa saya share untuk anda. Semoga bermanfaat bagi kita semua N happy blogging with infoCeria.com

Selamat Menjalani Ibadah Puasa di Bulan Suci Ramadhan


Tidak terasa kita telah sampai kembali di bulan Ramadhan, bulan penuh berkah. Bagi kaum muslimin bulan Ramadhan adalah bulan yang dinanti-nantikan. Walau di bulan ini kita harus menjalani puasa sehari penuh dan menjalankan solat tarawih selam kurang lebih 30 hari namun di bulan ini Allah menjanjikan berkah yang melimpah.

Bulan Ramadhan adalah bulan penuh ampunan, dimana segala dosa, kesalahan maupun kekhilafan yang telah kita lakukan semasa hidup kita mendapat ampunan-Nya. Di bulan ini kita mendapatkan kesempatan untuk beribadah secara total untuk mendapatkan berkah yang melimpah dan ampunan-Nya. Inilah yang membezakan bulan Ramadhan dengan bulan-bulan lainnya. Setelah melewati bulan-bulan yang melelahkan dan penuh cobaan, maka saatnya kita menyegarkan kembali atau me-recharge diri kita melalui serangkaian ibadah yang menjadi keutamaan dari bulan suci ini.

Di bulan Ramadhan ini kita mendapatkan kesempatan untuk membersihkan diri kita dari segala hawa nafsu. Belenggu-belenggu nafsu yang selama ini mengikat hati dan fikiran kita berupaya kita hancurkan di bulan suci ini. Selain menghancurkan belenggu-belenggu tersebut, kita juga berupaya untuk membangun kembali (rebuild) diri kita setelah kita menghancurkan belengu-belenggu yang merusak hati dan fikiran kita. Menjadikan diri kita kembali ke fitrahnya iaitu peribadi yang soleh dan bertawakal.

Jadi ada dua makna berharga yang bisa kita fahami dari bulan suci Ramadhan, iaitu menghancurkan segala sesuatu yang negatif dan belenggu-belenggu hawa nafsu serta membangun kembali diri kita untuk menjadi peribadi yang lebih baik lagi menurut ajaran agama Islam. Allah s.w.t. memberikan kesempatan khusus yang tidak ditemukan dibulan-bulan lainnya dimana ikhtiar dan doa kita untuk mencapai dua makna berharga di bulan Ramadhan mendapatkan kelapangan dan kemudahan.

Dalam upaya kita untuk menghancurkan belenggu nafsu dan membangun kembali diri kita menjadi peribadi yang lebih baik lagi di bulan Ramadhan ini, kita mendapat kesempatan untuk mengoptimalkan serangkaian aktivitas yang hanya tersedia di bulan ini saja. Aktivitas-aktivitas tersebut adalah berpuasa sehari penuh selama kurang lebih 30 hari dan melakukan solat tarawih kurang lebih 30 hari.

Aktivitas-aktivitas lain yang bisa juga kita lakukan dibulan-bulan lain juga dicatat lebih apabila dilakukan di bulan Ramadhan, seperti solat lima waktu, membaca Al-Qur’an, solat sunnah seperti Dhuha dan Tahajjud, bersedekah, dan membantu orang lain. Oleh kerana itu di bulan suci Ramadhan ini upaya kita untuk mendapatkan keberkahan, pahala, dan pengampunan dosa bisa kita dapatkan apabila kita optimal, khusyu’ dan ikhlas dalam menjalan segala aktivitas wajib di bulan Ramadhan dan aktivitas lainnya yang memang kewajiban kita untuk melakukannya di bulan-bulan lain selain Ramadhan.

Raihlah kesempatan berharga di Bulan penuh kelimpahan dan berkah ini sebagai modal kita menuju akhirat nanti. Selain mengoptimalkan ibadah solat dan puasa serta mengendalikan diri kita selama bulan Ramadhan, yang terpenting juga adalah hasil penggemblengan diri kita selama satu bulan tersebut. Setelah bulan Ramadhan, apa yang kita dapatkan selama menunaikan ibadah di bulan tersebut harus menjadi kekuatan dan sumber daya kita menjalani bulan-bulan berikutnya sampai kita bertemu di Ramadhan berikutnya.

Dengan kekuatan dan sumber daya yang kita dapatkan di bulan Ramadhan ini, diharapkan kita bisa mengatasi segala cobaan dan godaan yang akan kita temui selama bulan-bulan sebelum Ramadhan berikutnya tiba. Semoga melalui Ramadhan kali ini kita bisa membentuk dan menjadikan diri kita menjadi peribadi yang dicintai oleh Allah s.w.t. dan mendapatkan kemudahan serta syafa’at-Nya di kehidupan ini.

Ingat, kita tidak akan pernah tahu sampai bila kita akan hidup dunia ini. Umur kita adalah rahasia Illahi. Oleh kerana itu jadikanlan Ramadhan kali ini sebagai Ramadhan terbaik yang pernah kita semua lalui dan setelah itu kita menjadi peribadi yang sama sekali baru. Peribadi terbaik bagi diri kita sendiri mapun bagi orang lain disekitar kita.

Mari kita masuki bulan Ramadhan dengan keikhlasan hati dan selamat menjalankan ibadah puasa.

Selasa, 17 Agustus 2010


pesantren dari masa ke masa



Masa awal Awal kelahiran pesantren bermula dari datangnya seorang waliyullah, Sunan Maulana Malik Ibrahim ke tanah jawa, tepatnya daerah gresik. Di sana, beliau berdakwah, mengurai makna-makna al-qur’an sehingga bisa dipaham masyarakat awam. Karena kesederhanaan dan kepintaran beliau mengambil hati masyarakat yang waktu itu masih berbudaya Hindu, sedikit demi sedikit pengikut beliau bertambah. Bahkan, sebagian dari mereka datang dari daerah yang cukup jauh dari kediaman sang sunan. Walhasil, beliau, sunan Maulana Malik Ibrahim, membuat beberapa gothakan (kamar) sebagai tempat menginap bagi mereka. Namun, menurut sumber lain, pesantren adalah hasil perjuangan dari raden rahmat (sunan Ampel) yang waktu itu mendirikan pondokan bagi murid-muridnya (baca: santri) yang berasal dari berbagai daerah, termasuk raden paku, putra bangsawan dari kerajaan Blambangan, Banyuwangi, yang kemudian lebih dikenal dengan sunan Giri. Setelah beberapa tahun mendalami Islam di Ampel,santri-santri beliau kembali ke daerahnya masing-masing dan mulai ikut mensyi’arkan islam, tentunya dengan ciri khas yang diambil dari kepribadian Sunan Ampel, penuh kesederhanaan dan tanpa sedikitpun menggunakan kekerasan dan paksaan. Dari sanalah pesantren kemudian berkembang dan terus mengalami kemajuan seiring Islam yang menguak, muncul dan menyebar begitu pesat di Indonesia. Adapun istilah pesantren sendiri berasal dari bahasa sansekerta yang memperoleh wujud dan pengertian tersendiri dalam bahasa Indonesia. Asal kata san berarti orang baik (laki-laki) disambung tra berarti suka menolong, santra berarti orang baik baik yang suka menolong. Pesantren berarti tempat untuk membina manusia menjadi orang baik. Sementara itu, HA Timur Jailani memberikan batasan pesantren adalah gabungan dari berbagai kata pondok dan pesantren. Istilah pesantren menurut beliau diangkat dari kata santri yang berarti murid, dan santri yang berarti huruf, sebab dalam pesantren inilah mula-mula santri mengenal huruf. Sedang istilah pondok berasal dari kata funduk (dalam bahasa Arab) mempunyai arti rumah penginapan atau hotel. Masa perjuangan Terlepas dari kesimpangsiuran asal muasal pesantren di bumi nusantara, pesantren dalam perkembangannya yang lebih jauh telah memberikan begitu banyak jasa bagi bangsa. Jauh sebelum kemerdekaan Indonesia dikumandangkan, peran psikologi pesantren telah meng-empati lubuk hati para syuhada’ untuk berjuang di zaman penjajahan. Sebut saja Sultan Agung (Mataram), Sultan Ageng Tirtoyoso (Banten), Sultan Hasanuddin yang mendapat laqob Ayam Jantan dari Timur, sebuah bentuk pengakuan terhadap keberaniannya terhadap penjajah waktu itu (Belanda). Adalah juga Pangeran Diponegoro membumihanguskan markas Belanda, tanpa kenal lelah bergerilya demi nusa, sehingga begitu mengilhami para kawula Jawa untuk melawan kekuasaan kolonial yang begitu sadis terhadap mereka. Di masa-masa perjuangan menuju gerbang kemerdekaan, pesantren di hampir seluruh Indonesia (Hindia waktu itu) dengan sigap melatih para santrinya agar mempunyai jiwa-jiwa patriotisme untuk membela bangsa. Kiai Mahrus Ali misalnya. Pengasuh ponpes Lirboyo, Kediri pada masa generasi kedua ini pernah menjadi anggota kamikaze negara Jepang. Akan tetapi, begitu beliau lolos dari sekapan Nippon, beliau segera kembali ke Lirboyo dan beraktifitas seperti biasa. Namun, tepat ketika pekik kemerdekaan mengguncang Indonesia, beliau segera memimpin santri untuk ikut serta bersama TKR (Tentara Keamanan Rakyat) melucuti tentara Jepang. Tak selesai di situ, peristiwa sepuluh November dan agresi II Belanda pun tak luput dari campur tangan beliau dan santri-santrinya. Memasuki era 70-an, pesantren mengalami perkembangan signifikan. Setidaknya, dalam segi kuantitas, pesantren mengalami perkembangan luar biasa dan menakjubkan, baik di wilayah rural (pedesaan), sub-urban (pinggiran kota), maupun urban (perkotaan). Data Departemen agama menyebutkan pada 1977 jumlah pesantren masih sekitar 4.195 buah dengan jumlah santri sekitar 677.394 orang. Jumlah ini mengalami peningkatan berarti pada tahun 1985, di mana pesantren berjumlah sekitar 6.239 buah dengan jumlah santri sekitar 1.084.801 orang. Dua dasawarsa kemudian 1997, Depag mencatat jumlah pesantren sudah mencapai kenaikan mencapai 224% atau 9.388 buah dan kenaikan jumlah santri mencapai 261% atau 1.770.768 orang. Data terakhir Depag tahun 2001 menunjukan jumlah pesantren seluruh Indonesia sudah mencapai 11.312 buah dengan santri sebanyak 2.737.805 orang. masa suram larangan pemerintah, kontaminasi pemerintah, berkembang (lagi) di anggap kaku Sebenarnya, tujuan pesantren sejak berdirinya tak lain adalah membentuk pemuda-pemudi menjadi seseorang yang high-class person dalam bidang agama, dalam istilah lain “bakal Ulama”. Dengan berbekal ilmu Fiqih, bahasa arab, ilmu hadist, tafisr, dan sebagainya, yang didapat dari kitab-kitab kuning, mereka, para santri. Diharapkan dapat menjadi seorang yang mumpuni dalam masalah agama di lingkungan masyarakatnya kelak, sehingga berbagai masalah keagamaan yang timbul dalam keseharian masyarakat sekitar dapat teratasi oleh mereka. Ada dua : Salaf Khalaf Keemasan KH Wahid Hasyim Apa yang bisa dipertahankan di era post modern ini ? so, akankah kembali ke khittah ? Karena itu, sejak lima dasawarsa terakhir diskursus diseputar pesantren menunjukkan perkembangkan yang cukup pesat. Hal ini tercermin dari berbagai focus wacana, kajian dan penelitian para ahli, terutama setelah kian diakuinya kontribusi dan peran pesantren yang bukan saja sebagai “sub kultur” (untuk menunjuk kepada lembaga yang bertipologi unik dan menyimpang dari dari pola kehidupan umum di negeri ini) sebagaimana disinyalir Abdurrahman Wahid (1984 : 32) Tetapi juga sebagai “institusi kultural” (untuk menggambarkan sebuah pendidikan yang punya karakter tersendiri sekaligus membuka diri terhadap hegemoni eksternal). sebagaimana ditegaskan oleh Hadi Mulyo (1985 : 71). Dikatakan unik, karena pesantren memiliki karakteristik tersendiri yang khas yang hingga saat ini menunjukkan kemampuannya yang cemerlang melewati berbagai episode zaman dengan kemajemukan masalah yang dihadapinya. Bahkan dalam perjalanan sejarahnya, Ia telah memberikan andil yang sangat besar dalam ikut serta mencerdaskan kehidupan Bangsa dan memberikan pencerahan terhadap masyarakat. Menurut Rahim (2001 : 28), pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan tertua yang melekat dalam perjalanan kehidupan Indonesia sejak ratusan tahun yang silam, ia adalah lembaga pendidikan yang dapat dikategorikan sebagai lembaga unik dan punya karakteristik tersendiri yang khas, sehingga saat ini menunjukkan kapabilitasnya yang cemerlang melewati berbagai episode zaman dengan pluralitas polemik yang dihadapinya. Bahkan dalam perjalanan sejarahnya, pesantren telah banyak memberikan andil dan kontribusi yang sangat besar dalam ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dan memberikan pencerahan terhadap masyarakat serta dapat menghasilkan komunitas intelektual yang setaraf dengan sekolah gubernemen. Oleh karena itu tak mengherankan bila pakar pendidikan sekalas Ki Hajar Dewantoro dan Dr. Soetomo pernah mencita citakan model system pendidikan pesantren sebagai model pendidikan Nasional. Bagi mereka model pendidikan pesantren merupakan kreasi cerdas budaya Indonesia Melihat fenomena yang terjadi pada saat sekarang ini banyak kalangan yang mulai melihat sistem pendidikan pesantren sebagai salah satu solusi untuk terwujudnya produk pendidikan yang tidak saja cerdik, pandai, lihai, tetapi juga berhati mulia dan berakhlakul karimah. Hal tersebut dapat dimengerti karena pesantren memiliki karakteristik yang memungkinkan tercapainya tujuan yang dimaksud. Baru (Masyhud, 2003: 4) Pesantren adalah salah satu pendidikan Islam di Indonesia yang mempunyai ciri-ciri khas tersendiri. Definisi pesantren sendiri mempunyai pengertian yang bervariasi, tetapi pada hakekatnya mengandung pengertian yang sama. Akan tetapi pondok di Indonesia khususnya di pulau jawa lebih mirip dengan pemondokan dalam lingkungan padepokan, yaitu perumahan sederhana yang dipetak-petak dalam bentuk kamar-kamar yang merupakan asrama bagi santri. Selanjutnya Zamaksari Dhofir memberikan batasan tentang pondok pesantren yakni sebagai asrama-asrama para santri yang disebut pondok atau tempat tinggal terbuat dari bambu, atau barangkali berasal dari kata funduk atau berarti hotel atau asrama. Perkataan pesantren berasal dari kata santri yang mendapat awalan pe dan akhiran an yang berarti tempat tinggal para santri.


Sejarah Berdirinya Pon.Pes HM. Putra Al-Mahrusiyah

*PP.HM Al-Mahrusiyah lahir pada tanggal 01 Agustus 1988 M / 10 Syawal 1408 H. Saat itu dinahkodai oleh Bpk. Ahmad Masduki Ma'mun dari Cirebon. PP . HM Al-Mahrusiyah adalah sebagian dari lembaga pondok pesantren yang ada di lingkungan pondok pesantren Lirboyo Kota Kediri yang tereletak di lokasi paling timur. Lebaga ini semula bernama PP. Ibnu Rusydi yang di ambil dari nama kecil KH. Mahrus Aly yaitu Rusydi yang merupakan ayah dari KH. Imam Yahya Mahrus (pengasuh PP. HM Al-Mahrusiah). Kemudian nama menjadi PP HM. Al-Mahrusiyah karena menyesuaikan dengan nama-nama pondok unit yang ada di lingkungan PP Lirboyo,dan pada tahun akademik 2001-2002 M KH Imam Yahya Mahrus menambahkan laqob Al-Mahrusiyah,yang berlaku untuk PP. HM Putra Al-Mahrusiyah, PP HM Putri Al-Mahrusiyah dan Madrasah Diniyyah Al-Mahrusiyah.
*Berdirinya PP. HM Al-Mahrusiyah didasari oleh cita-cita Al-Maghfurlah KH Mahrus Aly untuk mencetak ulama' yang intelek dan alim. Terkait dengan hal ini, PP. HM Al-Mahrusiyah memiliki dua program kerja, yaitu;program spesific(yang menjadi ciri khas dan kekhususan almamater) dan program ekstra kurikuler. Program spesific meliputi; Madrasah Diniyyah Al-Mahrusiah yang meliputi tingkat I'dadiah(2 tahun), Tsanawiyah(3 tahun), dan Aliyah(3 tahun), sekolah formal (Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah HM Tribakti dan Institut Agama Islam Tribakti/IAIT), Madrasah Dirosatul Qur'an(MDQ) dan pengajian kitab-kitab salaf.
*Adapun kegiatan ekstrakurikuler PP. HM Al-Mahrusiyah meliputi Forum Kajian Ilmiyah yang bernama Lembaga Pendidikan, Penelitian dan pengkajian santri(LP3S), Stadium General dan Seminar,Seni Bela Diri Wushu, Taekwondo, PSPR, Pagar Nusa, Istighosah + Hizb Nasor, Sholat Dhuha + Hizb Jausyan, Qiro'ah, Manakib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Jam'iyyah Jumhuriyah dan Jam'iyah Khidmatul Ma'had, Seni hadroh dan Rebana, Seni Kaligrafi, Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.
*Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar , PP . HM Al-Mahrusiyah dilengkapi dengan sarana dan prasarana lengkap seperti Perkantoran, Asrama, Kepontren, Mushola, Mck, Laboratorium, LBM(Lajnah Bahtsul Masa'il), Lapangan Olahraga, Perpustaka'an dan sarana pendukung yang lainnya.
*Dalam perjalanannya, PP . HM Al-Mahrusiyah per tahun 2008 kali ini memiliki santri -+800 santri dan di pimpin oleh Bpk. Imam Washoli dari Malang sebagai ketua pondok. Terus-menerus berusaha memperbaiki diri, mulai pelayanan terhadap santri hingga kerjasama dengan instalasi lain. Semoga setiap langkah mendapat ridho Illahi. Amiin Ya Robbal Alamiin.

ARTI LAMBANG MA\MTS HM TRIBAKTI




BENTUK DAN LAMBANG
lingkaran berbentuk bulat berwarna hijau terdapat tulisan berbahasa arab''MADRASAH ALIYAH/TSANAWIYAH HM TRIBAKTI .ditengah lingkaran terpanpang gambar ka'bah yang berdiri kokoh dan bergariskan empat.kemudian dibayangi oleh peta kepulauan indonesia dan sebatang pena bulu sayap berwarna kuning dibawah terdapat peta berwarna merah yang melandasi tulisan kediri
ARTI LAMBANG
++pena bulu sayap:melambangkan keilmuan yang tinggi
++ka'bah:melukiskan kebaktian kepada allah swt.dan rosulullah saw
++peta indonesia:melambangkan kebaktian kepada bangsa dan negara sesuai dengan simbol tribakti, berbakti kepada allah swt,berbakti kepada rosulullah saw,dan berbakti kepada ulul amri
++lima warna
putih melambagkan:kesucian
merah melambangkan;keberanian
hitam melambangkan;ketabahan
hijau melambangkan;pengamalan pancasila
kuning melambangkan;kewaspadaan
++bentuk bulat
melambangkan /melukiskan teguh pendirian dan iman yang kuat
++garis empat melambangkan; pengamalan kepada agama yang berhaluan empat madzhab[imam maliki,syafi'i,hambali,hanafi]
ARTI KESELURUHAN
dengan islam ahlusunnah waljama'ah sebagai haluannya serta pancasila sebagai asasnya.ma hm tribakti bertujuan mencetak kader-kader pemuda islam sejati .kader muslimin/muslimat yang berbakti kepada allah,rosulullah bangsa dan negara serta bertekat membentuk para pemuda islam dengan hati suci tabah dan mengamalkan ajaran islam serta dapat hidup bermasyarakat,berbangsa dan bernegara dengan damai waspada dan berani.....

ARTI LAMBANG PP.HM AL MAHRUSIYAH



SEGI LIMA
melambangkan rukun islam dan merupakan titik tolak dari ponpes HM ALMAHRUSIYAH.
BINTANG BESAR ATAS
melambangkan kebesaran nabi muhammad saw dan ponpes lirboyo kediri memegang teguh apa yang dibawanya[al-qur'an dan hadist]
4 BINTANG SEBELAH KIRI
melambangkan khulafaurrosyidin
4 BINTANG SEBELAH KANAN
melambangkan empat madzab yang dianggap[mu'tabar]dan pondok pesantren HM putra al mahrusiyah mengakui kebenarannya dan mengikutinya
JUMPLAH BINTANG SEMBILAN
melambangkan jumplah wali 9 agama islam dijawa dan pondok pesantren HM PUTRA almahrusiyah mengikuti jejaknya.
TULISAN ARAB
Berarti pondok pesantren hm putra almahrusiyah ini adalah salah satu pondok pesantren salaf yang mengutamakan kitab- kitab kuno yang berbahasa arab
TULISAN BERBAHASA INDONESIA[HM AL-MAHRUSIYAH]
Berarti pondok pesantren almahrusiyah terdapat pendidikan formal dan pengajaran ini berupa pondok pesantren almahrusiyah
TULISAN LIRBOYO KEDIRI
berarti pondok pesantren HM putra lirboyo kediri berada di desa lirboyo kediri
BOLA DUNIA
berarti pondok pesantren HM almahrusiyah siap untuk menyebarkan agama islam ke seluruh dunia
MENARA TINGKAT TIGA
berarti pondok pesantren HM almahrusiyah memiliki tiga unit pendidikan yang diutamakan diantaranya pendidikan alQur'an,formal dan non formal
MASJID
berarti pondok pesantren hm almahrusiyah merupakan wadah pendidikan yang mencetak pribadi-pribadi muslim agar benar-benar bertakwa dan beribadah kepada allah
4 KITAB
berarti pondok pesantren HM almahrusiyah adalah tempat orang-orang yang kreatif,aktif,dan tekun beklajar
SEGI LIMA
melambangkan rukun islam dan merupakan titik tolak dari ponpes HM ALMAHRUSIYAH.
BINTANG BESAR ATAS
melambangkan kebesaran nabi muhammad saw dan ponpes lirboyo kediri memegang teguh apa yang dibawanya[al-qur'an dan hadist]
4 BINTANG SEBELAH KIRI
melambangkan khulafaurrosyidin
4 BINTANG SEBELAH KANAN
melambangkan empat madzab yang dianggap[mu'tabar]dan pondok pesantren HM putra al mahrusiyah mengakui kebenarannya dan mengikutinya
JUMPLAH BINTANG SEMBILAN
melambangkan jumplah wali 9 agama islam dijawa dan pondok pesantren HM PUTRA almahrusiyah mengikuti jejaknya.
TULISAN ARAB
Berarti pondok pesantren hm putra almahrusiyah ini adalah salah satu pondok pesantren salaf yang mengutamakan kitab- kitab kuno yang berbahasa arab
TULISAN BERBAHASA INDONESIA[HM AL-MAHRUSIYAH]
Berarti pondok pesantren almahrusiyah terdapat pendidikan formal dan pengajaran ini berupa pondok pesantren almahrusiyah
TULISAN LIRBOYO KEDIRI
berarti pondok pesantren HM putra lirboyo kediri berada di desa lirboyo kediri
BOLA DUNIA
berarti pondok pesantren HM almahrusiyah siap untuk menyebarkan agama islam ke seluruh dunia
MENARA TINGKAT TIGA
berarti pondok pesantren HM almahrusiyah memiliki tiga unit pendidikan yang diutamakan diantaranya pendidikan alQur'an,formal dan non formal
MASJID
berarti pondok pesantren hm almahrusiyah merupakan wadah pendidikan yang mencetak pribadi-pribadi muslim agar benar-benar bertakwa dan beribadah kepada allah
4 KITAB
berarti pondok pesantren HM almahrusiyah adalah tempat orang-orang yang kreatif,aktif,dan tekun beklajar

menuju ridlo alloh

Langkah-langkah utk menjadi Sufi Sebagaimana sudah maklum bahwa menurut pandangan sebagian sufi apabila seorang muslim ingin menjadi seorang sufi maka ia harus menjalani langkah-langkah sbb;

1. Syariat. Dalam tataran ini muslim yg bersangkutan harus belajar fiqih yg meliputi ibadah muamalah munakahat mewaris jinayat dan khilafah . Kajian fiqih yg demikian sudah dirumuskan dan dituangkan dalam “Fiqih Madzhab Empat”. Idealnya seorang kandidat salik yg mau memasuki tarekat hendaknya memahami dan mengerti kajian fiqih empat madzhab itu bahkan ditambah lagi dgn fiqih Jakfari yg lazimnya dianut oleh jamaah Syiah. Sekurang-kurangnya ia memahami fiqih satu madzhab misalnya fiqih Syafii. Lazimnya para sufi dalam hal fiqih ini menganut salah satu madzhab dari empat madzhab yg tersedia.

2. Tarikat. Perkataan tarikat dalam istilah tasawuf artinya wadah tempat mendidik dan melatih para salik. Komponen-komponen tarikat terdiri dari guru tarikat atau guru rohani yg disebut mursyid atau syekh. Kualitas seorang syekh harus memiliki ilmu syariat dan hakekat secara lengkap. Pemikirannya dan tutur katanya serta perilakunya dalam banyak hal harus mencerminkan akhlak yg terpuji. Salik atau murid tarikat; suluk yaitu amalan dan wirid atau perbuatan yg harus dikerjakan oleh salik berdasarkan perintah syekh; zawiyah yaitu majlis tempat para salik mengamalkan suluk. Disamping itu ada satu syarat yg harus dipenuhi oleh kandidat salik yaitu baiat antara dia dan syekh. Baiat itu sendiri ada dua macam yaitu ;

    Baiat suwariyah yaitu baiat bagi seorang kandidat salik yg hanya sekedar ia mengakui bahwa syekh yg membaiatnya ialah gurunya tempat ia berkonsultasi dan syekh itupun mengakui orang tersebut adl muridnya. Ia tidak perlu meninggalkan keluarganya utk menetap tinggal dalam zawiyah tarikat itu utk terus menerus bersuluk atau berdzikir. Ia boleh tinggal dirumahnya dan bekerja sehari-hari sesuai dgn tugasnya. Ia sekadar mengamalkan wirid yg diberikan oleh gurunya itu pada malam-malam tertentu dan bertawassul kepada gurunya itu. Ia dan keluarganya bersilaturrahmi kepada gurunya itu sewaktu-waktu pula. Apabila ia memperoleh kesulitan dalam hidup ini ia berkonsultasi dgn gurunya itu pula.

Baiat ma`nawiyah yaitu baiat bagi seorang kandidat salik yg bersedia utk dididik dan dilatih menjadi sufi yg arif bi I-lah . Kesediaan salik utk dididik menjadi sufi itupun sudah barang tentu berdasarkan pengamatan dan keputusan guru tarikat itu. Salik yg masuk tarikat melalui baiat yg demikian harus meninggalkan anak-istri dan tugas keduniaan. Ia berkhalwat dalam zawiyah tarikat didalam penegelolaan syekhnya. Khalwat ini bisa berlangsung selama beberapa tahun bahkan belasan tahun. Muhammad Ibn Abdillah yg kemudian menjadi khatamu I-anbiya wa I-mursalin berkhalwat di Gua Hira selama 20 tahun. Ia berhenti berkhalwat sesudah ia mencapai tingkat ma`rifat dan hakikat yaitu dgn wahyu turunnya surat al-Alaq lima ayat berturut-turut yg disampaikan oleh Jibril. Pertemuannya dgn malaikat Jibril adl ma`rifat sedangkan wahyu yg diterimanya merupakan hakikat.

3. Ma`rifat. Perkataan ma`rifat secara bahasa artinya pengetahuan atau ilmu. Dalam istilah tasawuf berarti mengenal atau melihat alam ghaib seperti syurga atau neraka bertemu dgn para nabi para malaikat para auliya dll yg semuanya itu terjadi bukan dalam mimpi. Dalam hal ini saya mengajukan contoh pengalaman Syekh Muhammad Samman seorang sufi abad ke-18 di Madinah sebagaimana tergambar dalam naskah melayu yg berjudul “Hikayat Syekh Muhammad Samman”. Didalamnya ia mengatakan bahwa sesudah sholat shubuh ia merasa ruhnya keluar dari jasadnya kemudian ruhnya naik kelangit pertama hingga langit ketujuh. Disana ia bertemu dgn Nabi Ibrahim a.s dan bercakap-cakap dengannya sedangkan ia tetap dalam keadaan ingat .

4. Hakikat. Perkataan hakikat dalam istilah tasawuf ialah esensi atau pangkal dari semua alam yg maujud baik yg ghaib ataupun yg syahadah yaitu Nur Muhammad atau hakikat Muhammad tatkala Tuhan menuturkan sabda kun! maka tampillah Nur Muhammad yg merupakan mazharu-Haqqi Ta`ala. Dengan demikian maka mazhar pula zat yaitu Nur Muhammad yg berupa zat Allah ; asma yaitu nama Allah; sifat yaitu kamalu I-lah dan af `alu I-Lah . Keempat hal tersebut merupakan percikan terang dari Allah Allah pada Nur Muhammad itu . Menurut Ibn Arabi wujud Nur Muhammad ini apabila dilihat dari segi zatnya ia adl Allah tetapi apabila dilihat dari sifat-sifat dan asma-asmanya ia adl fi`il-Nya sedangkan Allah itu mahasuci dan Maha Tinggi tidak ada lafal dan kata-kata maupun kalimat yg memadai utk menyifatinya .

Macam-macam Tarekat Kalau kita lihat perkembangan tasawuf dari awal tadi terlihat berbagai macam versi tasawuf dari yg benar kepada yg menyimpang dari yg sunni kepada yg bidie. Kita lihat pemaparan beberapa ulama dibawah ini .

Ibnu Taimiyah membagi sufi menjadi 3 macam ;

    Sufiyah haqoiq yaitu mereka yg full timer beribadah dan berdzikir serta zuhud terhadap dunia.
    Sufiyah Arzaak yaitu mereka yg sibuk mencari rizki tetapi tetap melakukan kewajiban sebagai muslim dan meninggalkan larangan Allah SWT serta menjaga sopan santun Islam dan jauh dari bid`ah.
Sufiyah rusuum yaitu mereka yg berpakaian seperti sufi tetapi sedikit amalannya orang kira itulah sufi tetapi mereka bukan sufi yg sebenarnya. .

Al Hajwairi berpendapat sufi ada 3;

    Sufi yaitu orang yg full timer beribadah kepada Allah dan jauh dari pengaruh dunia.
    Mutasowwif yaitu orang sufi yg bermujahadah mencapai tempat pertama.
Al Mustasawwif yaitu orang yg menyerupai sufi dari kalangan penguasa pengusaha dan kalangan elit tapi mereka tidak banyak amalnya.

Sementara Arrazi membagi sufi menjadi enam;

    Ashhabul Aadat mereka yg hanya memperhatikan pakaian dan penampilan.
    Ashhabul ibadat mereka yg banyak beribadah dan jauh dari dunia.
    Ashhabul Hakikah mereka yg sudah selesai melaksanakan perintah wajib tidak melaksanakan yg sunnah tetapi berfikir terhadap ciptaan Allah dan tenggelam dgn dzikir kepada-Nya.
    Annuriyah mereka yg berpandangan bahwa hijab ada dua bersifat cahaya dan api. Bersifat cahaya merupakan upaya utk memiliki sifat-sifat terpuji sedangkan bersifat api menghindari sifat-sifat tercela seperti dengki marah tamak dll.
    Al Hululiyah mereka yg berkeyakinan hulul atau ittihad dan tidak memperhatikan peranan akal samasekali.
Al-Mubahiyah mereka yg mengaku cinta kepada Allah SWT tetapi melanggar ajaran Allah SWT mereka ini yg paling buruk krn beranggapan Allah SWT telah mengangkat taklif kepada mereka.

Sedangkan Muhammad bin Saad menyebutkan empat macam sufi;

    Zahidun wariuun yaitu mereka yg hidup secara Islam dgn zuhud dan wara`.
    Ghulat Mulhidun yaitu mereka yg berlebihan sampai ketingkat atheis.
    Mutawassilun Gholuum yaitu mereka yg berlebihan dalam bertawassul.
Muqollidun Murtaziqun yaitu mereka yg mengaku sufi utk mendapat dunia dan pengaruh.

Penilaian Untuk menghindari agar kita tidak terjerumus dalam kubangan kesesatan maka kita perlu berhati-hati dalam menilai apalagi mengikuti tasawuf agar tidak salah jalan. Nasehat pakar sufi modern Dr.Abdurrahman Badawi dalam bukunya Tarikh Tasawuf Islami menyebutkan bahwa titik tolak tasawuf itu ada tiga macam ;

    Berdasarkan Kitabullah dan Sunnar Rasulullah SAW serta salaf sholeh secara benar bukan sekedar pengakuan.
    Berdasarkan penafsiran manusiawi yg tidak jarang menyimpang.m
Berdasarkan kecenderungan pribadi terlepas dari ajaran Islam.

Tentunya kita mengikuti yg pertama meskipun lbh baik kita menggunakan istilah Al Qur`an yaitu Tazkiyah . Intinya agar kita zuhud dan wara` dari kemewahan dunia dan bersungguh-sungguh mencapai keni’matan akhirat. Hal itu dgn cara mengikuti petunjuk Rasulullah SAW baik perbuatan ucapan atau persetujuannya krn petunjuk Beliau adl sebaik-baik petunjuk dan ajaran beliau telah sempurna . Wallahu A`lam.

Arti Sebuah Cinta

penulis Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An-Nawawi
Syariah Aqidah 19 - November - 2003 20:43:49

Cinta bisa jadi merupakan kata yg paling banyak dibicarakan manusia. Setiap orang memiliki rasa cinta yg bisa diaplikasikan pada banyak hal. Wanita harta anak kendaraan rumah dan berbagai keni’matan dunia lain merupakan sasaran utama cinta dari kebanyakan manusia. Cinta yg paling tinggi dan mulia adl cinta seorang hamba kepada Rabb-nya.

Kita sering mendengar kata yg terdiri dari lima huruf: CINTA. Setiap orang bahkan telah merasakan namun sulit utk mendefinisikannya. Terlebih utk mengetahui hakikatnya. Berdasarkan hal itu seseorang dgn gampang bisa keluar dari jeratan hukum syariat ketika bendera cinta diangkat. Seorang pezina dgn gampang tanpa diiringi rasa malu mengatakan “Kami sama-sama cinta suka sama suka.” Karena alasan cinta seorang bapak membiarkan anak-anak bergelimang dlm dosa. Dengan alasan cinta pula seorang suami melepas istri hidup bebas tanpa ada ikatan dan tanpa rasa cemburu sedikitpun.
Demikianlah bila kebodohan telah melanda kehidupan dan kebenaran tdk lagi menjadi tolok ukur. dlm keadaan seperti ini setan tampil mengibarkan bendera dan menabuh genderang penyesatan dgn mengangkat cinta sebagai landasan bagi pembolehan terhadap segala yg dilarang Allah dan Rasul-Nya Muhammad . Allah  berfirman:
“Dijadikan indah pada manusia kecintaan kepada apa-apa yg diingini yaitu: wanita-wanita anak-anak harta yg banyak dari jenis emas perak kuda pilihan binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yg baik.”
Rasulullah  dlm hadits dari shahabat Tsauban  mengatakan: ‘Hampir-hampir orang2 kafir mengerumuni kalian sebagaimana berkerumun di atas sebuah tempayan.’ Seseorang berkata: ‘Wahai Rasulullah apakah jumlah kita saat itu sangat sedikit?’ Rasulullah  berkata: ‘Bahkan kalian saat itu banyak akan tetapi kalian bagaikan buih di atas air. Dan Allah benar-benar akan mencabut rasa ketakutan dari hati musuh kalian dan benar-benar Allah akan campakkan ke dlm hati kalian al-wahn.’ Seseorang bertanya: ‘Apakah yg dimaksud dgn al-wahn wahai Rasulullah?’ Rasulullah  menjawab: ‘Cinta dunia dan takut mati.’
Asy-Syaikh ‘Abdurrahman As-Sa’di dlm tafsir mengatakan: “Allah memberitakan dlm dua ayat ini tentang keadaan manusia kaitan dgn masalah lbh mencintai kehidupan dunia daripada akhirat dan Allah menjelaskan perbedaan yg besar antara dua negeri tersebut. Allah  memberitakan bahwa hal-hal tersebut dihiaskan kepada manusia sehingga membelalakkan pandangan mereka dan menancapkan di dlm hati-hati mereka semua berakhir kepada segala bentuk kelezatan jiwa. Sebagian besar condong kepada perhiasan dunia tersebut dan menjadikan sebagai tujuan terbesar dari cita-cita cinta dan ilmu mereka. Padahal semua itu adl perhiasan yg sedikit dan akan hilang dlm waktu yg sangat cepat.”

Definisi Cinta
Untuk mendefinisikan cinta sangatlah sulit krn tdk bisa dijangkau dgn kalimat dan sulit diraba dgn kata-kata. Ibnul Qayyim mengatakan: “Cinta tdk bisa didefinisikan dgn jelas bahkan bila didefinisikan tdk menghasilkan melainkan menambah kabur dan tdk jelas definisi adl ada cinta itu sendiri.”

Hakikat Cinta
Cinta adl sebuah amalan hati yg akan terwujud dlm lahiriah. Apabila cinta tersebut sesuai dgn apa yg diridhai Allah mk ia akan menjadi ibadah. Dan sebalik jika tdk sesuai dgn ridha-Nya mk akan menjadi perbuatan maksiat. Berarti jelas bahwa cinta adl ibadah hati yg bila keliru menempatkan akan menjatuhkan kita ke dlm sesuatu yg dimurkai Allah yaitu kesyirikan.

Cinta kepada Allah
Cinta yg dibangun krn Allah akan menghasilkan kebaikan yg sangat banyak dan berharga. Ibnul Qayyim dlm Madarijus Salikin berkata: ”Sebagian salaf mengatakan bahwa suatu kaum telah mengaku cinta kepada Allah lalu Allah menurunkan ayat ujian kepada mereka:

“Katakanlah: jika kalian cinta kepada Allah mk ikutilah aku niscaya Allah akan mencintai kalian.”
Mereka berkata: “ ‘Niscaya Allah akan mencintai kalian’ ini adl isyarat tentang bukti kecintaan tersebut dan buah serta faidahnya. Bukti dan tanda adl mengikuti Rasulullah  faidah dan buah adl kecintaan Allah kepada kalian. Jika kalian tdk mengikuti Rasulullah  mk kecintaan Allah kepada kalian tdk akan terwujud dan akan hilang.”
Bila demikian keadaan mk mendasarkan cinta kepada orang lain karena-Nya tentu akan mendapatkan kemuliaan dan nilai di sisi Allah. Rasulullah  bersabda dlm hadits yg diriwayatkan dari Anas bin Malik :
“Tiga hal yg barangsiapa ketiga ada pada diri niscaya dia akan mendapatkan manis iman. Hendaklah Allah dan Rasul-Nya lbh ia cintai daripada selain kedua dan hendaklah dia mencintai seseorang dan tidaklah dia mencintai melainkan krn Allah dan hendaklah dia benci utk kembali kepada kekufuran setelah Allah selamatkan dia dari kekufuran itu sebagaimana dia benci utk dilemparkan ke dlm neraka.”
Ibnul Qayyim mengatakan bahwa di antara sebab-sebab ada cinta ada sepuluh perkara:
Pertama membaca Al Qur’an menggali dan memahami makna-makna serta apa yg dimaukannya.
Kedua mendekatkan diri kepada Allah dgn amalan-amalan sunnah setelah amalan wajib.
Ketiga terus-menerus berdzikir dlm tiap keadaan.
Keempat mengutamakan kecintaan Allah di atas kecintaanmu ketika bergejolak nafsu.
Kelima hati yg selalu menggali nama-nama dan sifat-sifat Allah menyaksikan dan mengetahuinya.
Keenam menyaksikan kebaikan-kebaikan Allah dan segala ni’mat-Nya.
Ketujuh tunduk hati di hadapan Allah .
Kedelapan berkhalwat bersama-Nya ketika Allah turun .
Kesembilan duduk bersama orang2 yg memiliki sifat cinta dan jujur.
Kesepuluh menjauhkan segala sebab-sebab yg akan menghalangi hati dari Allah .

Cinta adl Ibadah
Sebagaimana telah lewat cinta merupakan salah satu dari ibadah hati yg memiliki kedudukan tinggi dlm agama sebagaimana ibadah-ibadah yg lain. Allah  berfirman:

“Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dlm hatimu.”

“Dan orang2 yg beriman lbh cinta kepada Allah.”

“Maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yg Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya.”
Adapun dalil dari hadits Rasulullah  adl hadits Anas yg telah disebut di atas yg dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim: “Hendaklah Allah dan Rasul-Nya lbh dia cintai daripada selain keduanya.”

Macam-macam cinta
Di antara para ulama ada yg membagi cinta menjadi dua bagian dan ada yg membagi menjadi empat. Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdulwahhab Al-Yamani dlm kitab Al-Qaulul Mufid fi Adillatit Tauhid menyatakan bahwa cinta ada empat macam:
Pertama cinta ibadah.
Yaitu mencintai Allah dan apa-apa yg dicintai-Nya dgn dalil ayat dan hadits di atas.
Kedua cinta syirik.
Yaitu mencintai Allah dan juga selain-Nya. Allah berfirman:

“Dan di antara manusia ada yg menjadikan selain Allah sebagai tandingan-tandingan mereka mencintai tandingan-tandingan tersebut seperti cinta mereka kepada Allah.”

Ketiga cinta maksiat.
Yaitu cinta yg akan menyebabkan seseorang melaksanakan apa yg diharamkan Allah dan meninggalkan apa-apa yg diperintahkan-Nya. Allah berfirman:

“Dan kalian mencintai harta benda dgn kecintaan yg sangat.”
Keempat cinta tabiat.
Seperti cinta kepada anak keluarga diri harta dan perkara lain yg dibolehkan. Namun tetap cinta ini sebatas cinta tabiat. Allah  berfirman:

“Ketika mereka berkata: ‘Yusuf dan adik lbh dicintai oleh bapak kita daripada kita.”
Jika cinta tabiat ini menyebabkan kita tersibukkan dan lalai dari ketaatan kepada Allah sehingga meninggalkan kewajiban-kewajiban mk berubahlah menjadi cinta maksiat. Bila cinta tabiat ini menyebabkan kita lbh cinta kepada benda-benda tersebut sehingga sama seperti cinta kita kepada Allah atau bahkan lebih mk cinta tabiat ini berubah menjadi cinta syirik.

Buah cinta
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah  mengatakan: “Ketahuilah bahwa yg menggerakkan hati menuju Allah ada tiga perkara: cinta takut dan harapan. Dan yg paling kuat adl cinta dan cinta itu sendiri merupakan tujuan krn akan didapatkan di dunia dan di akhirat.”
Asy-Syaikh ‘Abdurrahman As-Sa’di  menyatakan: “Dasar tauhid dan ruh adl keikhlasan dlm mewujudkan cinta kepada Allah. Cinta merupakan landasan penyembahan dan peribadatan kepada-Nya bahkan cinta itu merupakan hakikat ibadah. Tidak akan sempurna tauhid kecuali bila kecintaan seorang hamba kepada Rabb juga sempurna.”
Bila kita dita bagaimana hukum cinta kepada selain Allah? mk kita tdk boleh mengatakan haram dgn spontan atau mengatakan boleh secara global akan tetapi jawaban perlu dirinci.
Pertama bila dia mencintai selain Allah lbh besar atau sama dgn cinta kepada Allah mk ini adl cinta syirik hukum jelas haram.
Kedua bila dgn cinta kepada selain Allah menyebabkan kita terjatuh dlm maksiat mk cinta ini adl cinta maksiat hukum haram.
Ketiga bila merupakan cinta tabiat mk yg seperti ini diperbolehkan.
Wallahu a’lam.

Kamis, 27 Mei 2010


MAZHAB SYAFI'I

Mazhab Syafi'i (bahasa Arab: شافعية , Syaf'iyah) adalah mazhab fiqih yang dicetuskan oleh Muhammad bin Idris asy-Syafi'i atau yang lebih dikenal dengan nama Imam Syafi'i[1][2]. Mazhab ini kebanyakan dianut para penduduk Mesir bawah, Arab Saudi bagian barat, Suriah, Indonesia, Malaysia, Brunei, pantai Koromandel, Malabar, Hadramaut, dan Bahrain.

Daftar isi

Sejarah

Pemikiran fiqh mazhab ini diawali oleh Imam Syafi'i, yang hidup di zaman pertentangan antara aliran Ahlul Hadits (cenderung berpegang pada teks hadist) dan Ahlur Ra'yi (cenderung berpegang pada akal pikiran atau ijtihad). Imam Syafi'i belajar kepada Imam Malik sebagai tokoh Ahlul Hadits, dan Imam Muhammad bin Hasan asy-Syaibani sebagai tokoh Ahlur Ra'yi yang juga murid Imam Abu Hanifah. Imam Syafi'i kemudian merumuskan aliran atau mazhabnya sendiri, yang dapat dikatakan berada di antara kedua kelompok tersebut. Imam Syafi'i menolak Istihsan dari Imam Abu Hanifah maupun Mashalih Mursalah dari Imam Malik. Namun demikian Mazhab Syafi'i menerima penggunaan qiyas secara lebih luas ketimbang Imam Malik. Meskipun berbeda dari kedua aliran utama tersebut, keunggulan Imam Syafi'i sebagai ulama fiqh, ushul fiqh, dan hadits di zamannya membuat mazhabnya memperoleh banyak pengikut; dan kealimannya diakui oleh berbagai ulama yang hidup sezaman dengannya.

Dasar-dasar

Dasar-dasar Mazhab Syafi'i dapat dilihat dalam kitab ushul fiqh Ar-Risalah dan kitab fiqh al-Umm. Di dalam buku-buku tersebut Imam Syafi'i menjelaskan kerangka dan prinsip mazhabnya serta beberapa contoh merumuskan hukum far'iyyah (yang bersifat cabang). Dasar-dasar mazhab yang pokok ialah berpegang pada hal-hal berikut.

  1. Al-Quran, tafsir secara lahiriah, selama tidak ada yang menegaskan bahwa yang dimaksud bukan arti lahiriahnya. Imam Syafi'i pertama sekali selalu mencari alasannya dari Al-Qur'an dalam menetapkan hukum Islam.
  2. Sunnah dari Rasulullah SAW kemudian digunakan jika tidak ditemukan rujukan dari Al-Quran. Imam Syafi'i sangat kuat pembelaannya terhadap sunnah sehingga dijuluki Nashir As-Sunnah (pembela Sunnah Nabi).
  3. Ijma' atau kesepakatan para Sahabat Nabi, yang tidak terdapat perbedaan pendapat dalam suatu masalah. Ijma' yang diterima Imam Syafi'i sebagai landasan hukum adalah ijma' para sahabat, bukan kesepakatan seluruh mujtahid pada masa tertentu terhadap suatu hukum; karena menurutnya hal seperti ini tidak mungkin terjadi.
  4. Qiyas yang dalam Ar-Risalah disebut sebagai ijtihad, apabila dalam ijma' tidak juga ditemukan hukumnya. Akan tetapi Imam Syafi'i menolak dasar istihsan dan istislah sebagai salah satu cara menetapkan hukum Islam.

Lihat pula: Ijtihad

Qaul Qadim dan Qaul Jadid

Imam Syafi'i pada awalnya pernah tinggal menetap di Baghdad. Selama tinggal di sana ia mengeluarkan ijtihad-ijtihadnya, yang biasa disebut dengan istilah Qaul Qadim ("pendapat yang lama").

Ketika kemudian pindah ke Mesir karena munculnya aliran Mu’tazilah yang telah berhasil mempengaruhi kekhalifahan, ia melihat kenyataan dan masalah yang berbeda dengan yang sebelumnya ditemui di Baghdad. Ia kemudian mengeluarkan ijtihad-ijtihad baru yang berbeda, yang biasa disebut dengan istilah Qaul Jadid ("pendapat yang baru").

Imam Syafi'i berpendapat bahwa tidak semua qaul jadid menghapus qaul qadim. Jika tidak ditegaskan penggantiannya dan terdapat kondisi yang cocok, baik dengan qaul qadim ataupun dengan qaul jadid, maka dapat digunakan salah satunya. Dengan demikian terdapat beberapa keadaan yang memungkinkan kedua qaul tersebut dapat digunakan, dan keduanya tetap dianggap berlaku oleh para pemegang Mazhab Syafi'i.

Penyebaran

Mazhab Syafi'i (warna kuning tua) dominan di Afrika Timur, dan di sebagian Jazirah Arab dan Asia Tenggara.

Penyebar-luasan pemikiran Mazhab Syafi'i berbeda dengan Mazhab Hanafi dan Mazhab Maliki[3], yang banyak dipengaruhi oleh kekuasaan kekhalifahan. Pokok pikiran dan prinsip dasar Mazhab Syafi'i terutama disebar-luaskan dan dikembangkan oleh para muridnya. Murid-murid utama Imam Syafi'i di Mesir, yang menyebar-luaskan dan mengembangkan Mazhab Syafi'i pada awalnya adalah:

  • Yusuf bin Yahya al-Buwaiti (w. 846)
  • Abi Ibrahim Ismail bin Yahya al-Muzani (w. 878)
  • Ar-Rabi bin Sulaiman al-Marawi (w. 884)

Imam Ahmad bin Hanbal yang terkenal sebagai ulama hadits terkemuka dan pendiri fiqh Mazhab Hambali, juga pernah belajar kepada Imam Syafi'i[4]. Selain itu, masih banyak ulama-ulama yang terkemudian yang mengikuti dan turut menyebarkan Mazhab Syafi'i, antara lain:

] Peninggalan

Imam Syafi'i terkenal sebagai perumus pertama metodologi hukum Islam. Ushul fiqh (atau metodologi hukum Islam), yang tidak dikenal pada masa Nabi dan sahabat, baru lahir setelah Imam Syafi'i menulis Ar-Risalah. Mazhab Syafi'i umumnya dianggap sebagai mazhab yang paling konservatif di antara mazhab-mazhab fiqh Sunni lainnya. Dari mazhab ini berbagai ilmu keislaman telah bersemi berkat dorongan metodologi hukum Islam yang dikembangkan para pendukungnya.

Karena metodologinya yang sistematis dan tingginya tingkat ketelitian yang dituntut oleh Mazhab Syafi'i, terdapat banyak sekali ulama dan penguasa di dunia Islam yang menjadi pendukung setia mazhab ini. Di antara mereka bahkan ada pula yang menjadi pakar terhadap keseluruhan mazhab-mazhab Sunni di bidang mereka masing-masing. Saat ini, Mazhab Syafi'i diperkirakan diikuti oleh 28% umat Islam sedunia, dan merupakan mazhab terbesar kedua dalam hal jumlah pengikut setelah Mazhab Hanafi.

Catatan kaki

  1. ^ Hamid, Mohd. Liki, (2006), Pengajian Tamadun Islam, ed. ke-2, Malaysia: PTS Professional, ISBN 978-983-3585-65-6
  2. ^ Yilmaz, Ihsan, (2005), Muslim laws, politics and society in modern nation states: dynamic legal pluralisms in England, Turkey, and Pakistan, Ashgate Publishing Ltd.,ISBN 0-7546-4389-1.
  3. ^ Bearman, Peri J., Bearman, Peri, Peters, Rudolph, Vogel, Frank E., (2005), The Islamic school of law: evolution, devolution, and progress, Islamic Legal Studies Program, Harvard Law School, ISBN 978-0-674-01784-9.
  4. ^ Al-Salam, Ibn 'Abd, Kabbani, Shaykh Muhammad Hisham, Haddad, Gibril Fouad, (1999), The Belief of the People of Truth, ISCA, ISBN 1-930409-02-8.

Referensi

  1. Abu Zahrah, Muhammad, Imam Syafi'i: Biografi dan Pemikirannya dalam Masalah Akidah, Politik & Fiqih, Penerjamah: Abdul Syukur dan Ahmad Rivai Uthman, Penyunting: Ahmad Hamid Alatas, Cet.2 (Jakarta: Lentera, 2005).
  2. Al-Qaththan, Syaikh Manna', Pengantar Studi Ilmu Al-Qur'an, Penerjemah: H. Aunur Rafiq El-Mazni, Lc., MA., Penyunting: Abduh Zulfidar Akaha, Lc., Cet.1 (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006).
  3. Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Ed.1, Cet.12 (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001).
  4. Imam Muslim, Terjemah Hadits Shahih Muslim, Penerjemah: Ahmad Sunarto (Bandung: Penerbit "Husaini" Bandung, 2002).
  5. Al Imam Al Bukhari, Terjemah Hadits Shahih Bukhari, Penerjemah: Umairul Ahbab Baiquni dan Ahmad Sunarto (Bandung: Penerbit "Husaini" Bandung, tanpa tahun).

Ideologi dan gerakan Islam radikal


SEJAK Orde Baru tumbang, gerakan Islam di Indonesia mengalami fase baru. Orde Baru menerapkan politik Islam yang ketat. Ormas atau jamaah Islam boleh berkembang asal tidak merongrong kekuasaan Soeharto atau menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945. Ormas Islam yang masih bercita-cita akan mendirikan negara Islam pasti segera digebuk.

Jangankan dalam bentuk organisasi, kumpul-kumpul tanpa izin (sekalipun berbentuk pengajian) bisa dicap kelompok yang akan menentang pemerintah. Sebaliknya, ormas Islam yang dapat bekerja sama dengan pemerintah akan diberikan banyak kemudahan, apalagi bila mau menyokong partai tertentu.

Pada era reformasi, kontrol ketat terhadap pertumbungan dan perkembangan ormas Islam tidak ada lagi. Atas nama hak asasi, setiap orang bebas membentuk perkumpulan atau jamaah dengan tujuan apa saja. Kebebasan ini juga dirasakan manfaatnya oleh umat Islam. Tanpa dikomando, kelompok pengajian, usrah, halaqah, dan sejenisnya tumbuh bak jamur di musim hujan.

Sebagian gerakan dakwah itu tidak mau dikenal publik. Gerakannya hidup, tumbuh dan berkembang. Perekrutan jamaah dilakukan secara massif tetapi tertutup. Cirinya eksklusif, selalu berjamaah, terkesan taat beragama dan berkelompok. Secara rutin mereka melakukan pertemuan, jamaahnya dibaiat dan harus melakukan tugas dakwah dalam arti yang sesungguhnya. Mereka berkelana dari satu masjid ke masjid lain, dengan satu tujuan yakni berdakwah.

Sebagian yang lain mengembangkan dakwah Islam lebih terbuka dan mengenalkan diri kepada publik. Dibentuk organisasi modern seperti KAMMI, HTI, MMI, Jamaah Islamiyyah dan sejenisnya.

Ada yang berdakwah dengan politik seperti PKS, ada pula tetap setiap dengan gerakan sosialnya (HTI dan sejenisnya). Muncul pula kelompok atau jamaah pengajian yang semi organisasi seperti Majelis Tafsir al- Quran (MTA), Jamaah Tablig dan sejenisnya yang ada di setiap daerah dengan ciri khasnya masing-masing.

Dilihat dari jaringannya, sebagian ormas atau jamaah tersebut bersifat lokal, ada pula yang internasional. Dari sisi ideologi keagamaannya, mereka mengembangkan Islam normatif yang mirip dengan ideologi Wahabi. Ditambah dengan ormas keagamaan yang sudah lebih dulu seperti Muhammadiyah, NU, al-Irsyad, Persis, dan seterusnya, dakwah Islam di era reformasi relatif lebih semarak dan bergairah.

Pola dan ideologi tunggal
Iklim politik yang relatif kondusif dan kebijakan pemerintah yang tidak membatasi gerak dakwah Islam adalah berkah tersendiri. Ormas atau jamaah Islam berlombalomba mengajarkan Islam seseuai dengan keyakinannya. Untuk sebagian malah berani menyerang paham- paham keagamaan ormas lama yang dulu sangat dominan. Akibatnya terjadi ketegangan antarormas, ormas dengan jamaah dan jamaah dengan masyarakat sekitar.

Menjamurnya ormas dan jamaah pengajian di Indonesia memiliki pola gerakan dan ideologi yang serupa. Pola gerakannya selalu membentuk jamaah (kelompok) dan merekrut anggotanya secara tertutup tapi massif. Masing-masing jamaah selalu diberi tugas untuk berdakwah dan mencari jamaah lagi. Pola rekrutmen jamaah bisa dor to dor, melalui masjid atau musala, atau lewat lembaga pendidikan.

Melalui jamaah yang rutin melakukan pertemuan dan pendalaman agama ini, indoktrinasi ajaran-ajaran Islam dilakukan secara intensif. Ajaran Islam yang dianut menyerupai paham yang dianut oleh tokoh gerakan dakwah dari Timur Tengah seperti Muhammad Ibn Abdul Wahhab, Sayyid Qutub, Hassan al-Banna dan lain-lain. Sekalipun mereka kadang tidak mau dihubungkan keyakinan agamanya dengan kelompok tertentu atau mengaku tidak bermazhab, tapi pokok-pokok doktrinnya hampir serupa dengan tokoh dari Jazirah Arab itu.

Arab Saudi mendukung penuh gerakan Abdul Wahab (Wahhabi) dan menyebarkannya secara internasional. Dengan kekayaan minyak yang dimiliki, negara petrodolar itu memberi sumbangan kepada ormas keagamaan baik yang berkategori internasional maupun lokal, sepanjang ideologinya sama dengan Saudi Arabia. Belum ada data konkret tentang hal ini, namun kemesraan itu dapat dibaca dengan mudah.

Sejarah gerakan dan ajaran Wahhabi sangat khas, kaku, dan tekstual. Mereka merasa paling benar dan mudah mengkafirkan kelompok lain. Kolaborasi Wahhabi dengan Ibn Sa"ud saat itu melahirkan kekhawatiran dunis Islam lain. Mereka pernah memerintahkan penghancuran makam, atau masjid yang dianggap keramat. Mereka mengirim juru dakwah Wahhabi (mutawiyyah) ke suku-suku gurun untuk menyalakan perang suci (jihad) di hati mereka.

Saat itu, penduduk gurun terpengaruh, lebih baik latihan perang dari pada menjadi buruh tani. Toh, sama-sama mendapatkan bayaran, apalagi ditambah dengan tujuan dakwah. Embrio radikalisme beragama sangat mudah di Saudi. Hal sejenis juga terjadi di Indonesia saat ini. Banyak kelompok pengajian mengajarkan bahwa dakwah lebih utama dari keluarga atau persaudaraan. Pekerjaan dan aktivitas dunia lain dianggap tidak penting, kalau panggilan dakwah sudah mengundang.

Tentu saja, tidak mudah menghubungkan gerakan dakwah Islam di Indonesia dengan jaringan internasional Wahhabi. Tetapi dilihat dari pola dan ideologinya, keterkaitan itu bukanlah suatu kebetulan. Ada perencanaan, aliran dana, dukungan literatur dan sejenisnya sehingga pola dan gerakan dakwah memiliki banyak kesamaan di dua negara tersebut.

Menumpas tradisi
Bukan suatu kebetulan juga bila gerakan Islam pascareformasi hampir sama pendapatnya tentang tradisi. Mereka seragam menyatakan bahwa tradisi keagamaan itu haram bila tidak ada dasar Alquran dan hadits. Mereka juga terang-terangan mengatakan di muka umum atau di mimbar masjid bahwa tradisi keagamaan dari ormas tertentu harus diberantas habis.

Para dai yang memancing emosi warga itu tidak takut dimusuhi karena yang ditakuti hanya Allah semata. Mereka menyebut tradisi atau muatan lokal dalam Islam sebagai praktik takhayul, bidah, dan khurafat yang harus diberantas. Bentukbentuk muatan lokal seperti tahlil, manakib, ziarah kubur dan masalah khilafiyah lainnya diserang habis dan dicap sebagai tradisi yang hanya akan mengantarkan pengamalnya ke pintu neraka. Cara-cara dakwah mereka juga diarahkan untuk mengkritik dan menonjok Islam tradisi.

Dengan jargon gerakan alruju" ila Alquran wa al-Sunnah (kembali kepada Alquran dan al-Sunnah), Islam harus dibersihkan (purifikasi) dari budaya atau tradisi masyarakat. Ukuran kemurnian Islam didasarkan pada ajaran tunggal seperti Muhammad bin Abdul Wahhab.

Sejatinya, doktrin kembali kepada Alquran dan al-Sunnah adalah doktrin mulia. Semua orang tahu, bahwa muslim harus mendasarkan kehidupannya pada dua sumber itu. Tetapi pengejawantahan doktrin tersebut seharusnya tidak perlu menimbulkan perpecahan di kalangan umat. Dapat dibayangkan, kelompok Islam yang relatif masih berjumlah kecil saja berani terang-terangan melawan pendapat mayoritas. Apa jadinya bila secara kuantitas mereka memiliki pengikut yang banyak.

Menurut penulis, pemberantasan tradisi adalah tujuan antara, sementara tujuan utamanya adalah ideologi. Teorinya sangat sederhana, bila umat Islam sudah bisa dipisahkan dari tradisi yang bertahun-tahun dianut, maka merubah ideologi tinggal menunggu waktu. Semua orang tahu, tradisi adalah kebiasaan yang lama dilakukan. Tradisi adalah ideologi bagi seseorang.

Dalam konteks kenegaraan, dasar negara adalah ideologi yang mentradisi. Dalam jangka panjang, dasar negara bisa jadi akan aus dan hanya menjadi tradisi semata, sama seperti tradisi-tradisi lainnya. Apalagi dasar negara yang tidak ada sandaran kitab sucinya. Bila ideologi negara sudah ambruk, maka cita-cita khilafah Islamiyyah segera terwujud. Bangunan kenegaraan ini bisa jadi berada di dalam ancaman yang sangat serius.

Senin, 19 April 2010

BIOGRAFI 3 TOKOH LIRBOYO


BIOGRAFI SINGKAT

3 TOKOH

PENDIRI DAN PENERUS

PONDOK PESANTREN LIRBOYO KEDIRI


KH. ABDUL KARIM


Beliau dilahirkan pada tahun 1856, di sebuah desa terpencil bernama Diyangan Kawedanan Mertoyudan Magelang Jawa Tengah. Nama kecil beliau adalah Manab, beliau putra ketiga dari empat bersaudara, dari pasangan Kyai Abdur Rahim dan Nyai Salamah. Pada saat Manab kecil berusia 14 tahun, mulailah beliau melakukan pencarian ilmu agama, daerah pertama yang beliau tuju adalah desa Babadan Gurah Kediri, lantas beliau meneruskan pengembaraannya di daerah Cepoko, 20 km arah selatan Nganjuk, beliau menuntut ilmu kurang lebih selama 6 Tahun. Selanjutnya pindah lagi ke Pesantren Trayang, Bangsri, Kertosono Nganjuk Jatim, disinilah beliau memperdalam pengkajian ilmu Al-Quran, beberapa tahun kemudian beliau teruskan pengembaraannya dalam tholabul ilmi di Pesantren Sono sebelah timur Sidoarjo, sebuah pesantren yang terkenal dengan ilmu Shorofnya, tujuh tahun lamanya beliau menuntut ilmu di Pesantren ini. periodenya selanjutnya beliau meneruskan nyantri di Pondok Pesantren Kedungdoro Sepanjang Surabaya, hingga akhirnya beliau meneruskan pengembaraan ilmunya di salah satu pesantren besar di pulau Madura yang diasuh oleh seorang Ulama’ Kharismatik bernama, Syaikhona Kholil Bangkalan. Cukup lama beliau menuntut ilmu dimadura yakni sekitar 23 tahun, begitu lamanya beliau menuntut ilmu sehingga menjadikan kemampuan beliau menjadi sangat terasah dan mumpuni.

Pada saat berusia 40 tahun, KH. Abdul Karim meneruskan pencarian ilmunya di Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang Jatim, yang diasuh oleh sahabat karibnya semasa di Bangkalan Madura, KH. Hasyim Asy’ari. Hingga pada suatu ketika KH. Hasyim asy’ari menjodohkan KH. Abdul Karim dengan putri Kyai Sholeh dari Banjarmlati Kediri, akhirnya pada tahun1328 H/ 1908 M, KH. Abdul Karim menikah dengan Siti Khodijah Binti KH. Sholeh, yang kemudian dikenal dengan nama Nyai Dlomroh, dua tahun kemudian KH. Abdul karim bersama istri tercinta hijrah ketempat baru, disebuah desa terpencil yang bernama Lirboyo tepatnya pada tahun 1910 M, disinilah titik awal tumbuhnya Pondok Pesantren Lirboyo. Kemudian pada tahun 1913, KH. Abdul karim mendirikan sebuah Masjid ditengah-tengah komplek pondok, sebagai sarana ibadah dan sarana ta’lim wa taalum bagi santri. Secara garis besar Pribadi KH. Abdul karim adalah sosok yang sangat sederhana dan bersahaja, beliau gemar melakukan Riyadlah mengolah jiwa atau Tirakat, sehingga hari-hari beliau hanyalah berisi pengajian dan tirakat saja. Pada tahun 1950-an, tatkala KH. Abdul Karim menunaikan ibadah haji yang kedua kalinya setelah beliau melaksanakan ibadah haji pada tahun 1920-an, kondisi kesehatan beliau sebenarnya sudah tidak memungkinkan, namun karena keteguhan hati akhirnya keluarga mengikhlaskan kepergiannya untuk menunaikan ibadah haji, dengan ditemani sahabat akrabnya KH. Hasyim Asy’ari dan seorang dermawan asal Madiun H. Khozin.

Sosok KH. Abdul Karim adalah sosok yang sangat istiqomah dan berdisiplin dalam beribadah, bahkan dalam segala kondisi apapun dan keadaan bagaimanapun, hal ini terbukti tatkala beliau menderita sakit, beliau masih saja istiqomah untuk memberikan pengajian dan memimpin sholat berjamaah, meski harus dipapah oleh para santri. Mendung kedukaan menggelayut menaungi Lirboyo, Kepada Allah lah, sejatinya semua mahluk akan kembali, pada tahun 1954, tepatnya hari senin tanggal 21 Ramadhan 1374 H, KH. Abdul Karim berpulang kerahmatullah, beliau dimakamkan di belakang masjid Lirboyo.

KH. MARZUQI DAHLAN

Beliau lahir pada tahun 1906, di Desa Banjarmlati sebuah desa kecil di tepi sungai brantas Kota Kediri, beliau putra bungsu dari empat bersaudara, dari pasangan KH. Dahlan dan Nyai Artimah. Dibawah pengawasan langsung kakeknya KH. Sholeh Gus Zuqi kecil menerima pengajaran dasar-dasar islam seperti aqidah dan fiqh ubudiyah, tatkala menginjak usia remaja, ayahnya Kyai Dahlan meminta agar Gus Zuqi kembali ke kampung halamannya Pondok Pesantren Jampes, untuk menuntut ilmu dibawah asuhan ayah kandungnya sendiri, Gus Zuqi bersedia namun beberapa saat kemudian Gus Zuqi justru kembali ke Banjarmlati untuk menuntut ilmu disana, ketika Gus Zuqi beranjak muda, beliau pindah menuntut ilmu Di Lirboyo dibawah asuhan pamannya KH. Abdul Karim. Disinilah kemampuan berpikir Gus Zuqi semakin terasah, sehingga dalam waktu yang singkat beliau dapat memperoleh ilmu, dibawah pengawasan langsung KH. Abdul Karim. Usai menuntut ilmu di Lirboyo, Gus Zuqi meneruskan pengembaraannya di pelbagai Pondok Pesantren diantaranya Pondok Pesantren Tebu Ireng asuhan Hadlratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari, Pondok Pesantren Mojosari Nganjuk, Pondok Pesantren Bendo Pare asuhan Kyai Khozin, cukup lama beliau mondok di Pare hingga beliau berumur 20-an tahun, selanjutnya beliau kembali ke kampung halamannya Jampes untuk belajar langsung ke kakaknya yakni KH. Ihsan Al-Jampasy, pengarang kitab Monumental Shirojut Tholibin dan sosok yang menguasai bidang Tashawuf.

Pada tahun 1936, KH. Marzuqi Dahlan menikah dengan Nyai Maryam binti KH Abdul Karim, namun meski telah menikah, semangat beliau dalam mengaji tidak pernah luntur sedikitpun, hal ini merupakan salah satu amanat yang telah disampaikan oleh KH Abdul karim pada KH. Marzuqi Dahlan sesaat usai aqad nikah berlangsung, sehingga himmah beliau untuk terus mendidik santri terus terjaga dan sangat istiqomah. Hingga pada tahun 1961 tahun Nyai Maryam berpulang ke Rahmatullah, meninggalkan beliau untuk selama-lamannya. Namun untuk menghapus kedukaan yang berlarut-larut, akhirnya keluarga menikahkan KH. Marzuqi Dahlan dengan Nyai Qomariyah yang tak lain adalah adik bungsu Nyai Maryam. Sosok KH. Marzuqi Dahlan adalah sosok sederhana dan sangat bersahaja hal ini terbukti dari penampilan beliau sehari-hari yang jauh dari kesan mewan dan elegan, padahal pada saat itu beliau sudah menjadi pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, hari-hari beliau hanyalah ditemani sepeda onthel usang sebagai pengantar ketika berziarah kemaqam Auila’ disekitar Kediri, bukan hanya kendaraan kediaman beliaupun terbilang sangat sederhana, yakni berdindingkan anyaman bambu, hingga pada tahun 1942 barulah keiaman beliau beganti dengan tembok.

Pada Tahun 1973 M. KH. Marzuqi Dahlan menunaikan Ibadah haji, dua tahun usai menunaikan ibadah haji, kondisi beliau mulai terganggu, hal ini bisa dimaklumi karena usia beliau yang sudah sepuh, namun meski demikian semangat beliau untuk memimipin Pesanten Lirboyo tetap terjaga, hingga pada bulan syawal pada tahun 1975, beliau jatuh sakit sehingga harus dirawat di RS. Bayangkara kediri hingga 2 minggu lamanya beliau harus dirawat. Karena tidak ada perubahan yang menggembirakan, akhirnya keluarga memutuskan untuk membawa pulang KH. Marzuqi Dahlan ke kediaman beliau, hingga pada hari Senin Tanggal 18 Nopember 1975 beliau dipanggil sang pencipta, dihadapan keluarga dan para santri yang sangat mencintainya.

KH. MAHRUS ALY

Beliau lahir pada tahun 1906 di dusun Gedongan kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon Jawa Barat, ayah beliau KH Aly bin Abdul Aziz dan ibu beliau Hasinah binti Kyai Sa’id, KH. Mahrus Aly adalah anak bungsu dari sembilan bersaudara. Masa kecil beliau dikenal dengan nama Rusydi, masa kecil beliau lebih banyak dijalani di tanah kelahirannya, sifat kepemimpinan beliau sudah nampak pada saat masih kecil, hingga beranjak remaja, sehari-hari beliau menuntut ilmu di surau pesantren milik keluarganya, disinilah beliau diasuh oleh ayahnya sendiri KH Aly dan kakak Kandungnya Kyai Afifi. Pada saat beliau berusia 18 tahun, beliau melanjutkan pencarian ilmunya di Pesantren Panggung Tegal, asuhan Kyai Mukhlas Kakak iparnya sendiri, disinilah kegemaran belajar ilmu Nahwu KH. Mahrus Aly semakin teruji dan mumpuni, selain itu KH. Mahrus Aly juga belajar silat pada Kyai Balya seorang jawara pencak silat asal Tegal Gubug Cirebon. Pada saat monok di tegal inilah KH. Mahrus Aly menunaikan ibadah haji pada tahun 1927, selanjutnya KH. Mahrus Aly meneruskan pencarian ilmunya di Pesantren Kasingan Rembang Jawa Tengah yang diasuh KH. Kholil, setelah 5 tahun menuntut ilmu dipesantren ini atau sekitar tahun 1936 KH. Mahrus Aly berpindah menuntut ilmu di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, karena sudah punya bekal ilmu yang mumpuni sehingga KH. Mahrus Aly tinggal mempedalam dan tabaruqan saja, bahkan beliau diangkat menjadi Pengurus Pondok. Selama nyantri di Lirboyo beliau dikenal sebagai satri yang tak pernah letih mengaji, jika waktu libur tiba maka akan beliau gunakan untuk tabaruqan dan mengaji di Pesantren lain, seperti Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang, asuhan KH. Hasyim Asy’ari. PP. Watu congol muntilan Magelang, asuhan Kyai Dalhar. Juga pondok pesantren Langitan tuban, Sarang dan Lasem Rembang.

Sebenarnya KH. Mahrus Aly mondok di Lirboyo tidaklah lama, hanya sekitar tiga tahun saja, namun karena kealimannya membuat KH. Abdul Karim menjadi jatuh hati, dan menjodohkannya dengan salah seorang putrinya yang bernama Zaenab. Tepatnya pada tahun 1938. kemudian pada tahun 1944 KH. Abdul karim mengutus KH. Mahrus Aly untuk membangun kediaman disebelah timur Komplek Pondok. Sepeninggal KH. Abdul Karim, KH. Mahrus Aly bersama KH. Marzuqi Dahlan meneruskan estafet kepemimpinan Pondok Pesantren Lirboyo, ditangan mereka berdualah kemajuan pesat dicapai oleh Pondok Pesantren Lirboyo, banyak santri yang berduyun-duyun untuk menuntut ilmu dan mengharapkan barokah dari KH. Marzuqi dahlan dan KH. Mahrus Aly, bahkan ditangan KH. Mahrus Aly lah, pada tahun 1966 lahir sebuah perguruan tinggi yang bernama IAIT (Institut Agama Islam Tribakti), peran serta KH. Mahrus Aly dalam usaha membangkitkan kemerdekaan juga tidak bisa diremehkan, hal ini disebabkan peran beliau dalam mengirimkan 97 santri pilihan dari pondok pesantren Lirboyo untuk menumpas sekutu di Surabaya, yang belakangan ini dikenal dengan peristiwa 10 November, hal ini juga yang menjadi embrio berdirinya Kodam V Brawijaya. Selain itu KH. Mahrus Aly juga berkiprah dalam penumpasan PKI di daerah kediri dan juga mempunyai andil yang besar dalam perkembangan Jamiyyah Nahdlotul Ulama’, bahkan beliau diangkat menjadi Rois Syuriyah Jawa trimur selama hampir 27 Tahun, hingga akhirnya diangkat menjadi anggota Mutasyar PBNU pada tahun 1985

Duka menggelayut Pondok Pesantren Lirboyo tepatnya pada hari senin tanggal 04 Maret 1985, sang istri tercinta Ibu Nyai Hj. Zaenab berpulang kerahmatullah karena sakit Tumor kandungan yang telah lama nyai derita. Sejak saat itulah kesehatan KH. Mahrus Aly mulai terganggu, bahkan banyak yang tidak tega melihat KH. Mahrus Aly terus menerus larut dalam kedukaan, hingga banyak yang menyarankan agar KH. Mahrus Aly menikah lagi supaya ada yang mengurus beliau, namun dengan sopan beliau menolaknya. Hingga puncaknya yakni pada sabtu sore pada tanggal 18 mei 1985 kesehatan beliau benar-benar terganggu, bahkan setelah opname selama 4 hari di RS Bayangkara Kediri akhirnya beliau dirujuk ke RS Dr. Soetomo Surabaya dengan menggunakan Helikopter atas perintah Pangab LB. Moerdani, manusia berusaha namun Allah Jualah yang menentukan, meskipun pelbagai upaya medis paling canggih sekalipun telah diupayakan oleh tim dokter yang terbaik di RS Dr. Soetomo surabaya, akhirnya KH. Mahrus Aly berpulang kerahmatullah, tepatnya pada Hari Ahad malam Senin Tanggal 06 Ramadlan 1405 H/ 26 Mei 1985, tepat delapan hari setelah beliau dirawat di surabaya. Berita meninggalnya KH. Mahrus Aly membuat duka yang sangat mendalam bagi keluarga besar Pondok Pesantren Lirboyo, karena mereka semua telah kehilangan panutan yang selama ini mereka idolakan dan mereka bangga-bangakan. Beliau wafat diusia 78 tahun.

Baca kisah lengkap, biografi Masyayikh Pondok Pesantren Lirboyo, di buku 3 Tokoh Lirboyo